Mitigasi Bencana Tanah Gerak, Bupati Blitar Giatkan Penanaman Bibit Rumput Vetiver dan Tanaman Keras

Bupati Blitar semangat dalam mitigasi bencana tanah gerak di Binangun

BLITAR, KUPASONLINE – Bupati Blitar Hj. Rini Syarifah bersilaturahmi sekaligus menghadiri kegiatan Penanaman Bibit Rumput Vetiver dan Tanaman Keras dalam upaya Mitigasi Bencana Gerakan Tanah di Desa Binangun, Kecamatan Binangun. Senin, (20/3/23) pagi.

Atas nama Pemerintah Kabupaten saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang sampai saat ini masih bersemangat dan siap siaga dalam menghadapi bencana meskipun banyak sekali potensi atau ancaman bencana di Kabupaten Blitar.

Bacaan Lainnya

“Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak Bakorwil III Malang, KPH Perhutani Blitar, UPT Perbenihan Tanaman Hutan dan PT. Sampoerna dimana telah turut serta dalam Penguatan Kabupaten Blitar melalui kegiatan Penanaman Bibit Rumput Vetiver dan atas sumbangan bibit pohon trembesi, sirsak dan jenis bibit yang lain,” ucap Bupati Blitar mengawali Sambutannya.

Lebih lanjut Bupati Blitar Rini Syarifah menyampaikan, seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Blitar merupakan satu diantara wilayah di Jawa Timur yang rawan terhadap bencana salah satunya fenomena gerakan tanah.

“Di Kabupaten Blitar pertama kali terjadi pada akhir bulan Maret 2022 di Dusun Ilik-Ilik, Desa Bendosari, Kecamatan Kademangan,” tuturnya.

Gerakan tanah terjadi karena dampak dari terganggunya kestabilan lereng akibat perpaduan kondisi geologi (batuan dan pelapukan tanah) dan morfologi /kelerengan, serta aktifitas manusia yang dipicu oleh curah hujan yang tinggi.

“Curah hujan yang tinggi di bulan Oktober 2022, mengakibatkan gerakan tanah susulan yang terjadi di 5 kecamatan pada tanggal 17 – 19 Oktober 2022, antara lain ;
Desa Balerejo dan Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo, Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Desa Maron Kecamatan Kademangan,
Desa Purworejo, Kecamatan Wates, dan Desa Bululawang, Kecamatan Bakung,” terang Bupati Rini Syarifah.

Gerakan tanah masih terus mengalami perkembangan, lanjut Bupati, sehingga menimbulkan kerusakan yang berkelanjutan terhadap bangunan, permukiman maupun kebun/ lahan pertanian.

“Pada tahun 2023 tepatnya pada bulan Februari, terjadi gerakan tanah susulan di Dusun Ilik Ilik Desa Kebonsari Kecamatan Kademangan yang dipicu oleh curah hujan yang tinggi,” jlentrehnya.

Untuk itu Bupati Blitar berpesan, salah satu upaya mitigasi yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak dan risiko akibat bencana gerakan tanah adalah reboisasi dengan penanaman tumbuhan akar wangi.

“Karena akar wangi dikenal dengan nama lain Vetiver. Tanaman ini dikenal sebagai
tanaman pencegah longsor sebab akarnya dapat mencapai kedalaman hingga 5 meter. Jika ditanam dengan susunan yang tepat, tanaman ini menyerupai kolom-kolom beton yang menahan tanah longsor,” ungkap Bupati.

Selebihnya Bupati Blitar mengatakan, selain itu, tanaman ini tidak membutuhkan perawatan dan lingkungan khusus sehingga mudah untuk ditumbuhkan. Efektivitasnya dalam mereduksi laju erosi tanah mencapai 90% apabila tanamannya mengisi luas area tanah minimal 70%.

“Sehingga pada hari ini, saya mengajak seluruh masyarakat di Desa Binangun, Kecamatan Binangun bersama sama melakukan langkah mitigasi dengan cara menanam bibit rumput vetiver dan tanaman keras lainnya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bencana tanah gerak dan juga longsor,” tandasnya.

Pada kesempatan ini kita bersama-sama akan menanam 7000 benih per bibit yang terdiri atas: 5000 bibit vetiver, 1000 bibit trembesi, 500 bibit Nangka dan 500 bibit Sirsak.

“Penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan oleh satu pihak, bencana menjadi urusan bersama, pentahelix adalah sebuah jawaban yang efektif, penthahelix yang meliputi pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi atau pakar dan media massa dengan peran, kepentingan maupun karakternya menyesuaikan jurus pentahelix prabencana, tanggap darurat atau pascabencana,” papar Bupati Rini.

Selain itu harus ada sinergitas dan gotong-royong karena di Kabupaten Blitar ada 13 jenis ancaman bencana yang tersebar di 22 kecamatan. Mulai banjir, tanah longsor, tanah gerak, angin kencang dan lain sebagainya.

“Untuk itu sekali lagi, marilah kegiatan penanaman rumput vetiver dan tanaman keras ini menjadi bahan pemikiran untuk secara bersama meningkatkan kesadaran kolektif bahwa menjaga kelestarian alam sama dengan menjaga kita semua dari dampak bencana,” himbau Bupati.

Bupati Perempuan pertama di Kabupaten Blitar ini juga menekankan, kepada seluruh elemen untuk memahami betul daerah rawan bencana yang telah dipetakan oleh masing-masing wilayah, mengaktifkan kembali early warning system, lakukan persiapan dan pengecekan perlengkapan penanggulangan bencana serta selalu koordinasi yang intens diantara semua pihak, baik di tingkat kabupaten sampai ke tingkat desa/kelurahan.

“Dan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan bencana. Serta seluruh pemangku kepentingan, elemen masyarakat termasuk relawan harus kompak mengantisipasi bencana, ketika terjadi bencana dan pasca bencana,” pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bakorwil III/Malang, Budi Santoso, Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur, Kepala Balai Pengelolaan DAS Brantas, Administratur KPH Blitar,
Perwakilan dari PT.Sampoerna Tbk, Asisten dan Kepala Perangkat Daerah terkait juga Camat dan Anggota Forkopimcam Binangun, serta seluruh Kades se Kecamatan Binangun. Dan juga Kepala UPT Perbenihan Tanaman Hutan,
Para Pengurus Daerah Muhammadiyah Kabupaten Blitar, dan Pengurus Cabang Muhammadiyah Kecamatan Binangun, serta Ketua Jawa Dipa Nusantara. (Adv/Kmf)

 

Pewarta-San

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *