Blitar, Kupasonline (Jatim) - Bocah Balita (3) warga Kecamatan Talun Kabupaten Blitar harus menjalani perawatan intensif di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar, telah menjadi korban korban.Dari informasi yang dihimpun, menurut Kepala Dusun di tempat balita tersebut tinggal di Samsul, kepada awak media menceritakan, dulunya si balita ini sebelumnya diasuh oleh kakek dan neneknya, di karenakan ibu kandung dari adik balita tersebut yang ingin berangkat bekerja sebagai TKI.
Selang beberapa waktu tetangga pasangan suami istri yang bernama TBS (44) dan istri NH (43),warga desa setempat, yang lama belum memiliki keturunan ini, ingin mengasuh balita tersebut. Awalnya nenek tidak mengizinkan, namun karena di desak terus nenek bertemu dengan suami istri tersebut untuk merawat si balita, karena berfikir akan di rawat dengan baik," tutur Samsul.Awal Terbongkarnya dugaan kasus dugaan, yang dialami balita berinisial RA di Kabupaten Blitar tersebut terungkap, saat nenek korban ingin membawanya ke Posyandu Desa Pasirharjo Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Hal itu dimulai saat nenek dan petugas posyandu merasa curiga, melihat tubuh balita yang penuh luka bervariasi, seperti ada luka benda tumpul dan luka serius.Selanjutnya pemerintah desa setempat dan warga menyarankan untuk di bawa ke Puskesmas. Perangkat desa berkoordinasi dengan Babinsa membawa balita RA ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi dan melaporkan ke Polres Blitar atas dugaan kasus penganiyaan," terang Kepala Dusun Samsul.
Mengenai kondisi korban, Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar dr Endah Woro Utami dijelaskan," sekarang kondisinya mulai membaik, sudah tenang. Untuk psikisnya sudah tenang, sudah bisa tidur di temani neneknya."Cuma memang masih takut kalau ada banyak orang, makanya kita taruh di tempat yang tidak banyak orang menjenguk biar dia lebih tenang. Gak apa kalau mau di lihat dan konfirmasi ke neneknya," kata Endah Woro melalui sambungan telepon.
Sementara itu, dugaan adanya dugaan kasus ini, yang saat ini menjadi korban perawatan di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso langsung memantau seluruh biaya bayi balita umur 3 tahun, anak TKI yang diduga menjadi korban pengobatan orang tua angkatnya."Untuk pembiayaan di RSUD, saya yang akan membiayai semuanya. dan untuk selanjutnya biar neneknya yang merawatnya. Nanti untuk biaya hidup selanjutnya, saya juga akan membantu biaya. Jika neneknya tidak mampu untuk merawat, biar saya bawa ke pendopo, saya yang merawatnya" ucap Wabup Rahmat dalam keterangannya, Jumat (02/09/22).
Rahmat Santoso selaku Wakil Bupati Blitar juga mengatakan, jika dirinya sudah memerintahkan Direktur RSUD Ngudi Waluyo dan Kepala Dinas Kesehatan agar balita perempuan berusia tiga tahun tersebut dirawat secara intensif dan di obati sebaik-baiknya."Selain memulihkan kondisi lukanya, mental juga harus kita pulihkan. Karena psikis anaknya pasti terganggu, papar Wabup Rahmat yang juga menjabat Ketua Umum Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI).Selain itu, Wakil Bupati yang akrab disapa Makde Rahmat ini juga menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak aparat penegak hukum agar kejadian tersebut di usut tuntas, termasuk menangkap pelaku penganiayaan."Saya sudah berkoordinasi dengan Kapolres Blitar, agar kejadian itu dapat segera diselesaikan. Pemerintah Kabupaten Blitar juga meminta Kapolres Blitar mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku," tegas Wabup Rahmat.
Pewarta-San
Editor : Dylan Ikhwan