BLITAR, KUPASONLINE (JATIM) - Peduli Blitar, guna untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya pencemaran lingkungan, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Partai PKB Anggia Erma Rini mengelar Sosialisasi Bantuan Infrastruktur Hijau, bertempat di Hall wisata Kampung Coklat, Minggu (16/10/22) siang.
Dalam sosialisasi tersebut, Anggota Komisi IV Anggia Erma Rini mengandeng Direktorat Pengendalian Pengembangan Pencemaran Air, serta Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian LHK Nety Widayati.Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini usai Sosialisasi kepada awak media mengatakan, hari ini kita mengadakan Sosialisasi terkait bagaimana caranya untuk mengendalikan pencemaran air khususnya di lingkungan Pondok Pesantren.
"Dan para peserta kali ini yang rata-rata dari pesantren diajari tentang tata cara bagaimana cara pengendalian pencemaran air dilingkungan tempatnya mondok, agar senantiasa bersih dan nyaman," ucap Anggia.Lebih lanjut, Anggia Erma Rini juga mengatakan, selama ini kan air itu tidak terolah, seperti kalau dari toilet langsung ke sepititeng, dan kalau dari mandi dari cuci itu langsung ke drainase dan terus mengalir ke sungai.
"Pada sosialisasi ini, kita memberikan materi bagaimana cara untuk mengolah dengan IPAL. Sehingga beban pencemarnya turun dan air yang terbuang ke sungai tersebut bisa menjadi baik," tutur Anggia.Anggia Erma Rini juga menambahkan, di pondok pesantren ditengarai pencemaran air, sampah, dan limbah memang masih tidak bisa terelakkan.
"Untuk itu makanya kita berikan materi bagaimana cara mengendalikan sampah dan limbah tersebut, agar nantinya tidak meluas pencemarannya," ungkap Anggia Erma Rini.Sementara itu, menurut
Direktur Pengendalian Pencemaran Air Kementrian LHK Nety Widayati juga menjelaskan, kita dari KLHK bekerjasama dengan Komisi IV itu membangun infrastruktur Hijau dalam hal ini membangun MCK dan IPAL untuk mengolah air limbah domestik di beberapa pesantren ."Di 3 pesantren di wilayah Kediri, Tulungagung dan Kabupaten Blitar tujuan adanya IPAL itu mengolah air limbah domestik dari santri santri agar beban pencemarannya turun. Sehingga air yang di buang ke sungai bisa lebih baik, dan airnya sudah memenuhi baku mutu. Karena ada baku mutu air limbah yang ditetapkan untuk air limbah domestik," jelas Nety.Harapannya, ucap Nety, lingkungan pesantren bisa menjadi sehat, dalam hal ini kualitas airnya menjadi membaik, baik air tanah maupun air sungai. Karena tadinya dari toilet ke sepititeng berpotensi mencemari dan menurunkan kualitas air tanah, sedangkan yang ke sungai akan berpotensi menurunkan kualitas air sungai ."Dengan dibangunnya MCK dan IPAL untuk pengolahan air limbah domestik di pesantren ini, diharapkan kualitas airnya akan membaik, dan kesehatan masyarakat juga pasti terjamin. Karena untuk sehat di perlukan lingkungan yang sehat pula," pungkas Nety Widayati
Menurut informasi Kementrian LHK RI dan Komisi IV membangun MCK dan IPAL di Kabupaten Blitar yaitu di Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud, dengan jumlah penguna per hari 250 jiwa, dan kapasitas IPAL (M3/hari) 32,15.
Pewarta-San
Editor : Dylan Ikhwan