Harga Telur Turun Drastis, Peternak Rakyat Blitar Disinyalir Terancam Rungkat

×

Harga Telur Turun Drastis, Peternak Rakyat Blitar Disinyalir Terancam Rungkat

Bagikan berita
Foto Harga Telur Turun Drastis, Peternak Rakyat Blitar Disinyalir Terancam Rungkat
Foto Harga Telur Turun Drastis, Peternak Rakyat Blitar Disinyalir Terancam Rungkat

KUPASONLINE.COM - Turunnya harga telur beberapa hari terakhir yang begitu drastis, membuat para peternak khususnya peternak rakyat di Blitar merugi.Seakan hal berubah 180 derajat dari sebelumnya, harga telur ayam di Blitar yang beberapa waktu lalu masih cukup tinggi pada kisaran Rp 29.000 hingga Rp 30.000 per kilogramnya, per hari ini harga telur terjun bebas hingga mencapai Rp19.000 per kilogram, bahkan sempat di bawahnya.

Dengan kondisi yang begitu ironis tersebut, para peternak rakyat di Blitar pun disinyalir mengalami kerugian yang luar biasa imbas turunnya harga telur ini.Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, kesengsaraan peternak diperparah dengan naiknya harga jagung yang mencapai Rp 6.500 dan Katul Rp5.000 per kilogramnya.

Hal tersebut diungkapkan salah satu Peternak Rakyat Kabupaten Blitar, Suryono, dirinya begitu dibuat bingung dengan penurunan harga telur yang signifikan ini."Padahal kondisi dilapangan peternak rakyat itu tidak punya stok telur itu yang menumpuk, jangankan sampai 4 atau 5 hari, bahkan 2-3 hari maksimal sudah terjual.

Sementara pengiriman telur pun juga kenceng, malah permintaan pasar yang biasanya 3-4 ton, saat ini malah meningkat menjadi 7 ton per hari, seperti yang dikabarkan oleh teman pengiriman telur lokal Jatim," ungkap Suryono.Terus kok sampek turun, lanjut Suryono, la nyatanya pedagang pasar penjualannya masih tetap stabil, tidak ada barang tidak laku terus dibuat.

"Tadi pun kita juga konfirmasi ke beberapa teman diluar daerah juga masih terjual laris manis, tapi kenapa kenyataan nya harga telur kok malah turun, itu faktornya apa," ujarnya.Menurut informasi dari teman-teman peternak, kondisi ini diduga dipengaruhi peternak-peternak besar yang populasi hingga jutaan ekor itu, kesulitan menjual telur mereka kelihatannya.

"Sehingga untuk penjualannya diduga memasang harga yang cukup rendah dibawah teman-teman peternak rakyat, mungkin itu sebagian hal yang disinyalir menjadi pemicu turunnya harga telur," tutur Suryono.Dari hpp kami dengan harga pakan jadi sekarang 7300, karena harga jagung mencapai 6500 dan katul 500 dan lainya juga tidak mau turun.

"Turunnya harga telur yang begitu drastis, sampai hari ini di kisaran harga 19.00 yang dari hpp kami per kilo gramnya telur sekitar Rp25.000 - Rp26.000, hal demikian menjadikan kami merugi Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilo gram telur setiap harinya.Kalau kondisi terus begini, kami bukan hanya kolep, tapi lama-lama kami para peternak rakyat ini juga bisa rungkat," keluh Suryono yang diiyakan peternak lainya.

Kami berharap, ucap Suryono pemerintah harus ikut andil pertama dalam menstabilkan harga pakan, karena jagung sampai ke peternak itu Rp5.000, kini sudah menjadi Rp6.500, yang dimana itu juga tanpa ada kebijakan sampai saat ini."Dan yang kedua, harga pakan pabrik termasuk konsentrat, itu kiranya juga harus ada petunjuk teknis atau pengawasan yang melindungi bagi peternak rakyat.

Karena selama ini pakan pabrik itu naik tidak terukur, dan ketika sudah naik itu tidak mau turun, dan selama ini tidak ada yang mengukur standar harga pakan pabrik itu berapa kan belum pernah dilakukan.Untuk terkait telur, harapan kami pemerintah bisa mengupayakan, supaya peternak rakyat itu bisa muter dan untuk mencukupi hpp dan ada sisa untuk kehidupan kami, tapi kalau kondisi ini di biarkan berlarut larut, siapa yang kuat, malah - malah, lama kelamaan peternak rakyat bisa terancam rungkat (tumbang)," pungkasnya. (San)

 

Editor : Dylan Ikhwan
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini