KUPASONLINE.COM - Mohammad Trijanto Calon anggota DPD Jawa Timur yang juga Ketua Ormas Ratu Adil, mendukung pembangunan gedung Intensive Care Unit (ICU) RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.Pembangunan gedung ICU senilai 27 miliar tersebut di peruntukkan untuk menambah pelayanan kepada pasien agar lebih baik.
Hal ini dikatakan Mohammad Trijanto, bahwa pembangunan gedung ICU yang saat ini dilakukan oleh RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ini bertujuan agar pelayanan pasien atau masyarakat yang membutuhkan pengobatan dan perawatan agar semakin lebih baik dan bisa menjangkau masyarakat yang berobat."Saya sangat mendukung pembangunan gedung ICU di RSUD Ngudi ini dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat," Ujar Trijanto. Kamis (07/9/23).
Pembangunan gedung senilai 27 miliar itu menurut Trijanto harus dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan.Kualitas bangunan juga harus sesuai standar yang telah di tetapkan karena ini menyangkut dengan fasilitas kesehatan.
Dan satu lagi yang harus diingat bahwa pembangunan gedung ICU ini, untuk kepentingan fasilitas masyarakat dalam hal kesehatan, maka jangan sampai sekali-kali di korupsi."Gedung ICU ini tempat masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan maka jangan sampai pembangunan ini dijadikan bancakan untuk di korupsi.Saya mendukung pembangunan gedung ini, tetapi saya akan mengawasi dengan ketat pelaksanaannya sampai selesai agar tidak ada penyimpangan," tegas Trijanto.Trijanto berharap, agar pelaksana proyek pembangunan gedung ICU ini agar menyampaikan setiap progres pembangunan kepada pihak RSUD.
"Sehingga pembangunan bisa terealisasikan tepat waktu. Karena sebagai salah rumah sakit pengampu maka sudah seharusnya pengelolaan manajemen juga ditingkatkan," tandasnya.Selain itu, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi merupakan rumah sakit besar yang dimiliki oleh Pemkab Blitar.
Saat ini RSUD Ngudi Waluyo membangun gedung ICU ini untuk menambah fasilitas pelayanan kesehatan, agar masyarakat segera mendapatkan pelayanan jika mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan yang memerlukan penanganan intensif. (San)
Editor : Dylan Ikhwan