BLITAR, KUPASONLINE (JATIM) - Rombongan Dewan dari PDIP Anggota DPR RI Sri Rahayu, DPRD Provinsi Jatim Erna Susanti didampingi Ketua DPRD Suwito Saren Satoto serta Anggota Fraksi PDI-P DPRD Kabupaten Blitar meninjau dampak banjir dan Longsor, serta tanah gerak di Blitar Selatan, sekaligus memberikan sejumlah bantuan sembako pada korban terdampak bencana tersebut.Rombongan bergerak dari depan Kantor DPRD Kabupaten Blitar di cafe milik Haryo lalu menuju ke lokasi bencana di Desa Purworejo Kecamatan Wates melihat lokasi rumah longsor .
Hal tersebut disampaikan Sri Rahayu kepada awak media, kita tadi bersama-sama melihat di lapangan apa yang terjadi setelah banjir usai, setelah sebelumnya teman-teman di DPRD juga sudah turun membantu pada saat terjadinya banjir tersebut."Kita lakukan ini sebagai upaya untuk membantu saudara-saudara kita yang mendapat musibah, kita juga sangat prihatin sekali atas musibah yang terjadi di Kabupaten Blitar ini.
Di lokasi kita melihat ada beberapa titik rumah penduduk ada yang terkena longsor, ada yang rumahnya sampai bergeser, ada juga yang tanahnya retak. Serta jalan dan jembatan rusak di sungai-sungai yang menjadi kewenangan Balai atau pusat, provinsi dan kabupaten. Selain itu ada juga pasar yang juga tersapu banjir," ungkap Sri Rahayu, Kamis (27/10/22) petang.Lanjut Sri Rahayu, dari peninjauan kita, agar kita dapat mengetahui pertama kerusakannya apa, titiknya dimana. Kedua mana yang bisa kita lakukan untuk membantu perbaikan, baik dari saya sebagai DPR RI yang merupakan aspirasi kami sebagai anggota DPR RI, serta mana yang untuk DPRD Provinsi dan juga DPRD Kabupaten Blitar.
"Dan tadi kita juga mengajak Dirjen Sumber daya Air bersama Kepala Balai Bina marga dan Cipta karya, untuk melihat langsung mana mana yang harus ditindak lanjuti dengan cepat. Sehingga masyarakat tidak perlu menunggu waktu lama, serta dari DPRD Kabupaten Blitar bisa melihat juga, sehingga aspirasi mana yang bisa di tindak lanjuti terkait bencana ini, " papar Sri Rahayu.Lebih lanjut Sri Rahayu mengatakan, untuk penanganan bencana dengan penanganan pembagunan reguler itu kan berbeda, jadi hari ini kita melaksanakan itu sebagai tugas kontitusi kami."Dan sebagai anggota dewan, tentu ingin melakukan pengawasan dan menjaring apa yang menjadi aspirasi masyarakat yang kemudian akan kita tindak lanjuti," tuturnya.Sri Rahayu juga mengatakan, dalam perjalanan pulang tadi kita melihat gunung-gunung atau dataran tinggi yang dulu hutan, sekarang banyak ditanami tebu. Mungkin itu juga menjadi sebab kenapa begitu hujan langsung banjir. Dan itu akan kita sampaikan terutama terkait IPHPS, semua yang semestinya di tanami pohon pohon keras yang bisa menjadi penghalang terjadi longsor dan banjir, itu akan kita sampaikan.
"Terkait tanah gerak, kita tadi juga berdiskusi karena masyarakat kalau dipindah begitu saja kan tidak gampang perlu pendekatan yang persuasif kepada mereka, untuk memberikan pemahaman bahwa tanah gerak itu kita kan tidak bisa menahannya dan masyarakat perlu di beri pemahaman terkait hal tersebut," jlentrehnya.,"Tadi kita berpikir ini bisa di buatkan rumah khusus karena di Komisi V itu ada yang namanya rumah khusus tapi mereka tidak karena harus komunikasi juga dengan pemerintah daerah , kalau Kepala Desa bisa menyiapkan lahan kami bisa komunikasi dengan Kementrian Perumahan rakyat untuk pembagunan rumah ," ujar Sri Rahayu .
Sri Rahayu juga mengungkapkan, tadi pada saat di Desa Purworejo ada sungai yang longsor dan berbahaya buat masyarakat, sehingga tadi kita secara spontan bergotong royong membantu untuk pembangunannya juga. Semisal tidak ada excavator kita upayakan untuk excavator, lalu untuk BBM nya kita bantu juga pengadaan batu untuk pondasinya."Dan tadi pak Dirjen juga siap membantu untuk kawat beronjong penahanannya. Ini upaya kita secara spontanitas bergotong royong untuk membantu meringankan beban masyarakat terdampak bencana khususnya di Blitar ini," pungkas Sri Rahayu.
Editor : Dylan Ikhwan