BLITAR, KUPASONLINE (JATIM) - Wali Kota Blitar Santoso membuka Workshop partisipasi perempuan di bidang politik yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Kota Blitar dibuka secara langsung oleh Wali Kota Blitar Santoso, Senin (14/11/2022) di Gedung Koesoemo Wicitro.Dalam sambutannya Wali Kota Blitar Santoso mengatakan, berbicara soal Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kota Blitar, pihaknya jauh-jauh hari sejak direncanakan pembangunan menengah daerah tahun 2021 - 2026, menjadi salah satu misi yang dituangkan. Yang pertama adalah bagaimana bisa menjalankan PUG dengan bagus.
"Dan dalam prakteknya juga sudah saya implementasikan karena pada prinsipnya PUG adalah bagaimana kita mencoba memberikan peran yang sesungguhnya kepada kaum hawa, agar ada kesejajaran dengan kaum laki-laki, terutama dalam bidang pembangunan. Sesuai amanah Bapak Presiden RI Nomor 25 tahun 2010 kepada seluruh jajaran kementerian dan kepala daerah untuk memberikan peran kaum ibu-ibu dalam jabatan strategis," ungkap Wali Kota Santoso.Wali Kota Blitar selanjutnya juga mengatakan, contohnya Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang dijabat Ir Rodiyah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dipegang Ir Jajuk Indihartati dan Sekretaris DPRD Kota Blitar yang dijabat Eka Atikah.
"Hal itu wujud bagaimana menjadikan ASN di Kota Blitar memiliki kesetaraan gender. Antara laki-laki dan perempuan punya kedudukan yang sama dan peluang yang sama," paparnya.Pada kesempatan ini, Wali Kota Santoso menyampaikan apresiasi kepada Kepala Dinas DP3AP2KB Kota Blitar atas terselenggaranya workshop partisipasi perempuan di bidang politik yang diikuti oleh sekitar peserta 100 dari kelompok PKK, Dharma Wanita dan GOW (Gabungan Organisasi Wanita).
Namun demikian Santoso mengakui bahwa keterwakilan perempuan di bidang politik di Kota Blitar masih rendah. Untuk itu Pemkot Blitar mengundang Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim sebagai narasumber dalam agenda pagi itu."Kita berharap para ibu-ibu setelah mengikuti motivasi dari beliau Wakil Ketua Komisi E Ibu Hj Hikmah Bafaqih M Pd, bagi yang merasa tertarik terjun di bidang politik semakin lebih mantap lagi," ujar Santoso.
Diakuinya pula bahwa tidak semua orang menyukai politik. Namun senyampang mendekati tahun politik, nantinya banyak yang tertarik dan terjun ke dunia politik."Pengarusutamaan gender di Kota Blitar sudah kami hilangkan yang terbukti dalam RPJMD tahun 2021-2026. Misi saya yang utama adalah bagaimana PUG menjadi skala prioritas agar laki-laki dan perempuan memiliki kesetaraan, kedudukan yang sama baik dalam bidang politik maupun yang lainnya," kata Santoso.
"Kalau memang mereka para perempuan ini memang profesional dan mampu, tentu kita akan berikan porsi sebagaimana kemampuannya," tandasnya.Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E, Hikmah Bafaqih mengajak organisasi perempuan berani memberikan kritik kepada pemerintah. Menurutnya, jika kontrol masyarakat lemah, society lemah maka yang berkuasa tidak terkontrol akhirnya korupsi."Coba kalau organisasi perempuan di Kota Blitar ini menguatkan diri, merapatkan barisan dan berteriak ngomong 'kalau tidak ada kebijakan publik dan kebijakan anggaran untuk perempuan, awas partaimu gak dipilih' pasti takut mereka," kata Hikmah Bafaqih.Lanjut dia, partai politik dan anggota legislatif lah yang harus takut kepada organisasi perempuan. "Sekarang bagaimana agar mandat yang dimiliki para pimpinan perempuan di Kota Blitar ini kuat, supaya anggota panjenengan yakni rakyat Kota Blitar diperjuangkan untuk kepentingan praktis maupun strategis," katanya lagi.
"APBD boleh dibaca, silahkan dilihat. Berapa banyak sih anggaran yang disiapkan oleh Pemkot Blitar untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak," tegasnya.Jadi, sambungnya, harus berimbang antara yang berkuasa dan yang memberi mandat, musti lebih equals, lebih setara.
Selanjutnya Hikmah Bafaqih mengajak kepada seluruh peserta workshop yang tertarik untuk meluruskan niat beribadah dalam dunia politik, bukan hanya untuk kepentingan pribadi dan materi semata. (Adv/Kmf)
Pewarta-San
Editor : Dylan Ikhwan