“Saya tidak pernah menyampaikan hal semacam itu, kepada siapapun. Dan memang kenyataanya itu tidak berbayar sama sekali. Saya berharap kepada siapapun itu untuk lebih bijak menyampaikan informasi,"tegas Rendi.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Slumbung, Kurniasari Nur Rahman, menambahkan bahwa pihaknya langsung bertindak begitu menerima laporan dari Desa Semen. “Tim kami memeriksa lokasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Poging akhirnya dilakukan pada 30 Desember 2024 untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” jelasnya.
Ketiga warga yang sempat terindikasi DBD kini telah pulih sepenuhnya. Kurniasari juga memastikan bahwa seluruh proses penanganan dilakukan secara gratis. “Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik tanpa biaya kepada masyarakat. Semoga langkah preventif seperti ini terus diterapkan di wilayah lain untuk mencegah wabah DBD,” ujarnya.
Tindakan cepat yang diambil Puskesmas Slumbung dan Pemerintah Desa Semen ini menjadi bukti pentingnya koordinasi yang baik dalam menangani situasi darurat. Kolaborasi semacam ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa lain dalam menangani kasus serupa di masa depan. (San) Editor : Santo