Megathrust di Indonesia Bisa Hancurkan Manusia di 16 Titik, Jawa Barat Yang Terparah

Potret salahsatu patahan di Mentawai
Potret salahsatu patahan di Mentawai

KUPASONLINE.COM – Ancaman gempa dahsyat megathrust terus saja mengintai berbagai daerah di Indonesia. Pasalnya, dari sabang sampau merauke, Indonesia memiliki 16 titik mengerikan dengan ancaman gempa maha dahsyat tersebut.

Ke 16 titik tersebut adalah Mentawai-Siberut, Mentawai-Pagai, Nias-Simelue, Enggano, Aceh-Andaman, Batu, Selat Sunda, Jawa Barat, selatan Jawa, Bali, Sulawesi, Banda, utara Papua.

Bacaan Lainnya

Pakar Tsunami yang terkenal di Indonesia, Widjo Kongko mengungkapkan di daerah-daerah itulah kemungkinan gempa besar terjadi. Karena di sana ada patahan-patahan mengerikan.

Tentunya dampak dari gempa ini adalah sangat besar kepada manusia yang tinggal di sana. Semakin banyak manusia bermukim disana, maka akan semakin besar jumlah manusia yang jadi korban.

Dari ke 16 titik tersebut daerah Jawa Barat sepertinya bakal menjadi tempat yang mengerikan. Karena sebagian besar penduduk Indonesia bermukim disana.

Namun Widjo Kongko mengatakan, hingga saat ini belum belum ada alat apapun yang bisa menganalisa kapan gempa itu terjadi.

“Kita tak bisa menerka kapan terjadinya. Yang jelas ancaman itu pasti, karena patahannya terus bergerak,”sebut Widjo Kongko di Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Namun kabar ini, kata dia sudah disikapi oleh berbagai daerah dengan cepat. Meski belum maksimal, setidaknya langkah mitigasi sudah mulai dilakukan untuk menghindari kejadian-kejadian yang tak diinginkan tersebut.

Salahsatu yang getol hingga saat ini melakukan berbagai langkah mitigasi adalah pemerintah propinsi Sumatera Barat. Karena ada titik rawan di sana. Yakni patahan di Mentawai Pagai.

Hingga kini pemerintah Propinsin Sumbar di bawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi sudah mulai melengkapi berbagai insfrastruk pendukung mitigasi. Selain itu berbagai upaya sosialisasi kepada masyarakat juga telah dilakukan untuk menghindari korban lebih besar.

“Secara bertahap berbagai langkah mitigasi itu telah kita lakukan. Namun tentunya masih belum maksimal. Masih perlu dukungan pemerintah pusat,”kata Mahyeldi. (uki)

Baca Berita Lainnya di Google News 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *